Pemberitahuan (update)
Saya Ikram Syahputra, meminta maaf jika beberapa hari yg lalu Bloggersz3d tidak dapat diaksese dengan baik.
Hal itu disebabkan karena adanya Cracker yg telah membobol akun bloggersz3d.
Tapi semuanya telah diselesaikan, dan sekarang anda bisa kembali mengakses bloggersz3d!!!
Terimakasih....
Regards by
Ikram Syahputra
Admin Bloggersz3d
Cari Blog Ini
Senin, 28 Juni 2010
Hindari Negative Thinking!!!
Pikiran Negatif adalah masalah terbesar dalam hidup, mengapa saya berkata demikian??? Karena kita tahu klo pikiran negatif dapat membuat masalah dalam kehidupan kita, and juga pikiran negatif dapat juga dikatakan dengan hasutan setan, karena kita thu setan akan selalu menghasut manusia utk melakukan kejahatan agar kita masuk kedalam neraka.
Dan berikut ini 10 macam Pikiran negatif yg berbahaya dalam kehidupanmu(diambil dari wikimu)
1. Berpikir hitam-putih
Berpikir secara hitam-putih itu mudah tapi berbahaya, karena berpikir secara hitam-putih bisa membuat orang sombong atau sebaliknya mudah menjadikannya putus asa.
Yang dimaksud berpikir secara hitam-putih adalah menempatkan batasan pemikiran berupa ukuran-ukuran yang sempit. Cara berpikir seperti ini tidak mengandung nilai toleransi, tenggang rasa dan memudahkan. Seorang hakim yang bertugas menegakkan hukum di depan pengadilan sekalipun tidak boleh berpikir secara hitam-putih. Pertimbangan-pertimbangan rasa keadilan selalu berada pada bagian abu-abu yang mempunyai wilayah lebih luas dan tidak terbatas.
Contoh orang yang berpikir hitam-putih adalah orang yang memilih untuk tidak melakukan apa pun dari pada keliru, atau seseorang yang tidak mau menikah selamanya apabila tidak bisa mendapatkan pujaan hatinya, misalnya. Ada juga orang yang memvonis sebuah kesalahan secara maksimal. Ketika dia dibohongi sekali oleh orang lain, maka dia tidak mempercayai orang itu sepenuhnya.
2. Menjeneralisasi secara berlebihan
Berpikir secara jeneral bermakna melihat hal kecil atau bagian-bagian dan menganggapnya sebagai keseluruhan.
Kata yang dipergunakan biasanya, “selalu” dan “tidak pernah”
Cara berpikir dengan menjeneralisasi membuat orang menjadi mudah menyalahkan, menganggap remeh, tapi juga bisa menyempurnakan secara berlebihan. Sebagai contoh, ketika seorang suami pada suatu hari menemukan istrinya terlambat menyiapkan sarapan dibanding hari yang lain, maka dia dengan mudah mengatakan bahwa istrinya “selalu” terlambat menyiapkan sarapan, atau “tidak pernah” tepat waktu menyiapkan sarapan.
Begitu juga dengan pemikiran-pemikiran rasial, seperti misalnya orang “suku” ini begini dan “bangsa” ini begitu adalah juga pemikiran yang menjeneralisasi. Pertikaian dan permusuhan antar kelompok biasanya bersumber dari pemikiran negatif menjeneralisasi.
3. Hal negatif mengalahkan yang positif
Anda memilih suatu bagian yang negatif dan memikirkannya secara khusus dan mendalam, sedangkan bagian yang positif dilupakan.
Sebagai contoh ketika anda menerima banyak komentar yang positif tentang hasil pekerjaan anda dari rekan-rekan di kantor, maka anda merasa bahagia sekali dan terlambung. Tetapi ketika ada sebuah kritikan dari salah satu rekan yang sampai ke telinga, anda lalu menjadi murung dan memikirkannya berhari-hari dan anda merasa menjadi tidak sempurna. Dan anda melupakan hal-hal positif yang sudah anda dengar.
4. Diskon untuk hal positif
Anda menolak pengalaman-pengalaman positif dan dengan tegas tidak menanggapnya. Biasanya orang yang berpikiran negatif seperti ini tidak mudah memuji dan menganggap remeh kebaikan orang lain.
Jika anda melihat orang lain melakukan suatu pekerjaan yang baik, anda bilang kepada diri Anda bahwa itu hal biasa dan siapa pun bisa melakukan hal seperti itu. Memotong makna positif dari suatu perbuatan baik akan membuat anda orang yang tidak bahagia, karena selalu merasa tidak cukup dan bersyukur.
5. Terlalu cepat mengambil kesimpulan
Anda menginterpretasikan hal-hal secara negatif ketika tidak ada fakta-fakta yang mendukung kesimpulan anda. Pikiran anda secara sewenang-wenang, tanpa penyelidikan yang mendalam, menyimpulkan bahwa seseorang sedang berbuat negatif terhadap anda.
Orang dengan mudah memprediksikan sesuatu hal akan berakibat sangat buruk. Contohnya ketika seseorang sedang menghadapi sebuah ujian dan merasa belum siap, maka dia berpikir bahwa ujian ini pasti gagal dan tidak akan lulus. Padahal dia belum mengetahui soal-soal yang harus dijawabnya.
6. Pemikiran hiperbola atau melebih-lebihkan
Anda melebih-lebihkan pentingnya permasalahan dan kelemahan anda, atau anda terlalu memperkecil pentingnya kualitas yang diinginkan.
Keadaan tidak seimbang di dalam pemikiran juga bisa berakibat melupakan sisi-sisi lain yang seharusnya mendapatkan perhatian yang sama. Penyakit kejiwaan berupa pobia terhadap sesuatu termasuk dalam jenis ini.
7. Penalaran Secara Emosional
Anda berasumsi bahwa emosi anda yang negatif selalu mencerminkan hal yang benar-benar akan terjadi.
Sebagai contoh ketika anda sedang menaiki pesawat terbang dan anda merasa hati anda tidak enak, maka dalam hati anda berkata, "Aku merasakan ketakutan di dalam pesawat terbang ini. Ini pasti menandakan bahwa sangat berbahaya untuk terbang saat ini." Atau pemikiran seperti, "Aku merasa berdosa berarti aku adalah orang yang jahat" atau, "Aku merasakan marah. Hal ini membuktikan bahwa aku sedang diperlakukan tanpa keadilan."
Penalaran emosional ini belum tentu benar apabila di dalam kenyataan, fakta dan bukti tidak mengarah kepada hal itu. Ketika muncul perasaan takut di dalam pesawat terbang, bukan berarti pesawat terbang yang anda tumpangi akan benar-benar mengalami kecelakaan, bisa saja anda memang mengidap pobia kan ketinggian.
8. Memaksakan suatu kondisi
Penggunaan kata “seharusnya”, “perlu” dengan harapan sesuatu menjadi seperti yang anda harapkan, bisa berakibat keputusasaan dan frustasi.
Ketika anak anda yang sedang berlatih sebuah alat musik dengan giat, misalnya, dan anda sedang ikut menontonnya ternyata dia melakukan banyak kekeliruan. Anda berkata padanya, “Seharusnya kamu tidak melakukan banyak kesalahan dengan masa latihan yang sudah berlangsung sekian bulan ini.” Padahal di hari-hari latihan sebelumnya anak anda sedikit sekali melakukan kesalahan, hanya di saat anda ikut menonton dia menjadi gugup, dan anda sudah mengeluarkan komentar yang bisa membuatnya frustasi.
9. Label-label negatif yang menghakimi
Label-label yang negatif berupa gelar atau julukan buruk atas sebuah perbuatan adalah sebuah pemikiran negatif yang paling ekstrim.
Ketika seseorang melakukan suatu kesalahan misalnya dia menumpahkan makanan pada saat pesta, lalu beberapa orang menyebutnya, “Dasar pecundang”, lalu label itu melekat padanya selama-lamanya. Maka dia sudah menjadi pesakitan dalam penjara label tersebut. Dia akan sulit untuk menampakkan kebaikannya, karena tidak diperhatikan oleh orang lain, sedangkan dia sulit menyembunyikan keburukannya karena selalu dicari-cari oleh orang lain.
Pemberian label seperti “si kikuk”, “otak kriminal”, dan lain-lain hanya akan membuat orang yang diberi label tersebut betul-betul menjadi frustasi dan tidak bisa memperbaiki keadaannya, dan semakin terpuruk dalam keburukan sifatnya.
10. Menyalahkan secara personal atau bagian tertentu
Yang dimaksud menyalahkan secara personal adalah menimpakan suatu kesalahan yang menyebabkan keadaan yang buruk kepada satu orang saja, padahal masih ada personal lain yang mungkin memiliki kontribusi kesalahan.
Menyalahkan diri sendiri saja atau menyalahkan orang lain saja, termasuk ke dalam katagori ini. Sebagai contoh seorang ibu yang mendapatkan kabar dari sekolah bahwa anaknya mendapat nilai buruk dalam sebuah pelajaran. Si ibu, tanpa melihat sebab-musababnya, langsung menyalahkan anaknya, atau dia akan menyalahkan diri sendiri dan menganggap dirinya bukan orang tua yang baik, atau dia akan menyalahkan guru atau sistem di sekolah.
Menyalahkan secara personal hanya akan berakibat kemarahan dan keputusasaan bagi pihak yang disalahkan dan kelalaian dari pihak yang menyalahkan, karena tidak menyadari kesalahan diri sendiri. Yang lebih buruk lagi adalah menyalahkan keadaan karena tidak akan ada pemikiran untuk mencari solusi apabila semua orang menyalahkan keadaan atau kondisi yang bersifat pasif dan tidak bisa berbuat apa-apa.
Nah untuk menghindari hal tersebut, maka Bloggersz3d akan memberikan trik dan tipsnya yg dibeberkan oleh seorang editor dan penulis lepas Jessica Padykula...
1. Hidup di saat ini
Memikirkan masa lalu atau masa depan adalah hal yang sering membuat kita cemas. Jarang sekali kita panik karena kejadian masa sekarang. Jika Anda menemukan pikiran anda terkukung dalam apa yang telah terjadi atau apa yang belum terjadi, ingatlah bahwa hanya masa kini yang dapat kita kontrol.
2. Katakan hal positif pada diri sendiri
Katakan pada diri Anda bahwa Anda kuat, Anda mampu. Ucapkan hal tersebut terus-menerus, kapanpun. Terutama, mulailah hari dengan mengatakan hal positif tentang diri sendiri dan hari itu, tidak peduli jika hari itu Anda harus mengambil keputusan sulit ataupun Anda tidak mempercayai apa yang telah Anda katakan pada diri sendiri.
3. Percaya pada kekuatan pikiran positif
Jika Anda berpikir positif, hal-hal positif akan datang dan kesulitan-kesulitan akan terasa lebih ringan. Sebaliknya, jika Anda berpikiran negatif, hal-hal negatif akan menimpa Anda. Hal ini adalah hukum universal, seperti layaknya hukum gravitasi atau pertukaran energi. Tidak akan mudah untuk mengubah pola pikir Anda, namun usahanya sebanding dengan hasil yang bisa Anda petik.
4. Jangan berdiam diri
Telusuri apa yang membuat Anda berpikiran negatif, perbaiki, dan kembali maju. Jika hal tersebut tidak bisa diperbaiki lagi, berhenti mengeluh dan menyesal karena hal itu hanya akan menghabiskan waktu dan energi Anda, juga membuat Anda merasa tambah buruk. Terimalah apa yang telah terjadi, petik hikmah/pelajaran dari hal tersebut, dan kembali maju.
5. Fokus pada hal-hal positif
Ketika kita sedang sedang berpikiran negatif, seringkali kita lupa akan apa yang kita miliki dan lebih berfokus pada apa yang tidak kita miliki. Buatlah sebuah jurnal rasa syukur. Tidak masalah waktunya, tiap hari tulislah lima enam hal positif yang terjadi pada hari tersebut. Hal positif itu bisa berupa hal-hal besar ataupun sekadar hal-hal kecil seperti 'hari ini cerah' atau 'makan sore hari ini menakjubkan'. Selama Anda tetap konsisten melakukan kegiatan ini, hal ini mampu mengubah pemikiran negatif Anda menjadi suatu pemikiran positif. Dan ketika Anda mulai merasa berpikiran negatif, baca kembali jurnal tersebut.
6. Bergeraklah
Berolahraga melepaskan endorphin yang mampu membuat perasaaan Anda menjadi lebih baik. Apakah itu sekadar berjalan mengelelingi blok ataupun berlari sepuluh kilometer, aktifitas fisik akan membuat diri kita merasa lebih baik. Ketika Anda merasa down, aktifitas olahraga lima belas menit dapat membuat Anda merasa lebih baik.
7. Hadapi rasa takutmu
Perasaan negatif muncul dari rasa takut, makin takut Anda akan hidup, makin banyak pikiran negatif dalam diri Anda. Jika Anda takut akan sesuatu, lakukan sesuatu itu. Rasa takut adalah bagian dari hidup namun kita memiliki pilihan untuk tidak membiarkan rasa takut menghentikan kita.
8. Coba hal-hal baru
Mencoba hal-hal baru juga dapat meningkatkan rasa percaya diri. Dengan mengatakan ya pada kehidupan Anda membuka lebih banyak kesempatan untuk bertumbuh. Jauhi pikiran 'ya, tapi...'. Pengalaman baru, kecil atau besar, membuat hidup terasa lebih menyenangkan dan berguna.
9. Ubah cara pandang
Ketika sesuatu tidak berjalan dengan baik, cari cara untuk melihat hal tersebut dari sudut pandang yang lebih positif. Dalam setiap tantangan terdapat keuntungan, dalam setiap keuntungan terdapat tantangan.
Semoga artikel ini bermanfaat...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar